Jumat, 12 Februari 2016

Bali Sebagai Clean Energy Center of Excellence Diluncurkan

Pastika, Jusuf Kalla dan Sudirman Said

PEMBUKAAN Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2016 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Kamis (11/2) menjadi momentum penting bagi Pulau Dewata dan Indonesia pada umumnya. Sebab, dalam acara ini, ada terobosan penting yang dilakukan. Yakni diluncurkannya Bali sebagai Clean Energy Center of Excellence (CoE) atau Pusat Keunggulan Energi Bersih Indonesia kepada masyarakat Internasional. Hal itu disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said pada acara yang berlangsung 11-12 Februari 2016 tersebut.

-  Punya Nyepi, Pastika Ingin Bali Jadi Island of Clean Energy

Said mengatakan CoE adalah pusat terpadu bagi penelitian, pengembangan hasil penelitian, pendidikan, peningkatan kapasitas pelaksanaan, hingga fasilitasi investasi dalam pengembangan energi bersih dengan tiga menu utama: informasi, teknologi, dan pendanaan.
“CoE akan menjadi kanal penghubung bagi kesiapan nasional dalam mewujudkan sistem energi yang berdasarkan pada sumber energi bersih dan berkelanjutan, karena mendukung upaya percepatan pengembangan energi terbarukan menjadi 23 persen dalam komposisi bauran energi nasional pada tahun 2025. Untuk jangka empat tahun ke depan, CoE akan berfokus 2 pada upaya mendukung program pembangunan ketenagalistrikan 35 MW, dimana 25 persennya atau sekitar 8,8 GW akan datang dari energi terbarukan,” imbuhnya.
Smentara itu direktur International Energy Agency, Dr Fatih Birol sangat mengapresiasi forum ini. Menurutnya saat ini Indonesia sudah siap memasuki era baru dalam memanfaatkan energy bersih. Fatih Birol menjelaskan bahwa saat ini perubahan iklim dunia sudah parah dan pemanfaatan energi dari baha fosil adalah penyumbang terbesar dari pemanasan global akhir-akhir ini. Maka dari itu dia berharap dalam forum ini bisa dirumuskan beberapa masukan untuk pemerintah dalam upaya mengefisiensikan energy dan juga memaksimalkan penggunaan energy bersih.
 “Saat ini Indonesia telah merencakanan banyak program ambisius, dan dikhawatirkan menghabiskan banyak energy juga di tengah tidak menentunya harga bahan bakar mentah. Maka pemanfaatan energi bersih sangat diperlukan. Ini adalah momentum untuk Indonesia dalam menyerukan energy bersih kepada dunia tandasnya.
Dalam forum ini juga diisi dengan Pertemuan Tingkat Menteri dan Lembaga Internasional yang akan dihadiri oleh perwakilan pemerintahan dari 26 negara dan 19 lembaga internasional,  Pertemuan Tingkat Ahli dan Pemangku Kepentingan dihadiri oleh sekitar 300 orang pakar/ahli dan pemangku kepentingan dari berbagai penjuru dunia juga Pertemuan Bisnis: dalam bentuk eksebisi dan marketplace yang akan dihadiri oleh lebih dari 700 pengusaha nasional dan internasional. Selain itu juga melibatkan Pertemuan Masyarakat Sipil; akan dihadiri oleh 53 orang perwakilan organisasi masyarakat sipil dan Pertemuan Komunitas Muda; akan dihadiri oleh 62 orang perwakilan komunitas muda.  
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dalam laporannya menjelaskan bahwa BCEF 2016 yang dihelat pada 11-12 Februari 2016 ini diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bekerja sama dengan International Energy Agency (IEA), yaitu badan energi dunia yang sedang gencar mendorong penggunaan energi bersih. Tahun lalu, Indonesia bergabung dengan IEA bersama dengan China dan Thailand. Forum ini dihadiri oleh lebih dari 1.200 partisipan yang merupakan perwakilan negara-negara di dunia, antara lain Saudi Arabia, Australia, Timor Leste, Malaysia, Papua Nugini, Srilanka, Kamboja, Hungaria, Amerika Serikat, Denmark, Jepang, Swedia, Selandia Baru, Jerman, Swiss, Inggris, Kroasia, Azerbaijan, Norwegia, Kazakhstan, Finlandia, Spanyol, Iran, Perancis, Belgia dan Uni Eropa; perwakilan dunia usaha; pakar di bidang energi; perwakilan masyarakat sipil dan komunitas muda; serta media massa nasional dan internasional.

Sedangkan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan, Pertemuan BCEF ini menjadi sangat penting bukan hanya untuk menguatkan pembangunan energi nasional, namun juga internasional. Indonesia diberi kehormatan untuk memulai dialog antar negara yang memiliki kepentingan serupa dalam pengembangan energi bersih. Selain itu, juga untuk membentuk kemitraan global guna menjembatani kesenjangan dan memastikan tercapainya target energi bersih yang berkelanjutan bagi setiap orang. Dia juga berharap ke depan kontribusi Indonesia dalam menggagas forum ini bisa berdampak positif untuk keadaan iklim kita. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar